Tips Belajar Saat Liburan di Rumah

Tips Belajar saat liburan di Rumah

Masa liburan memang identik dengan hal-hal berbau perjalanan, refreshing, dan mencoba aktivitas baru. Tak heran, ketika masa liburan tiba, banyak orang memilih untuk berpergian baik itu ke luar kota maupun ke luar negeri.

Namun, ternyata liburan di rumah juga tak kalah menyenangkan lho.Meskipun tak berpergian, kamu tetap bisa menikmati liburan sambil melakukan hal positif seperti belajar. Kalau di Kumon, siswa bisa melakukannya dengan mengerjakan PR setiap hari.

Banyak anak yang sering menumpuk PR nya untuk kemudian mengerjakannya sekaligus. Misalnya PR untuk hari Rabu dan Kamis, yang seharusnya dikerjakan masing-masing 5 lembar setiap hari, dikerjakan sekaligus 10 lembar pada hari Kamis. Pada saat baru mulai mengikuti kursus, mungkin hal itu masih bisa dilakukan karena soal-soalnya masih mudah. Namun semakin lama, bila lembar kerjanya sulit, cara pengerjaan seperti itu akan membuat PR menjadi beban, sehingga akhirnya anak tidak mau mengerjakan PR. Tentu saja pelajarannya pun menjadi tidak bisa maju, semangat belajarpun menjadi menurun, begitu seterusnya sehingga terbentuk sirkulasi yang buruk.

Selain itu, bila akhirnya PR dikerjakan juga, meskipun dengan terpaksa dan dilakukan sekaligus, tetapi karena banyak, seringkali anak melakukan banyak kesalahan. Dalam hal inipun, akan terjadi sikulasi yang buruk karena pelajarannya tidak berjalan dengan baik. Lalu mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Bila anak mengatakan “mengantuk…”atau “akan dikerjakan besok…” orang tua menyerah. Pihak anakpun akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan hal yang menyenangkan baginya yaitu tidak perlu mengerjakan PR. Setelah duduk dibangku SD, anak semakin bisa berakting dengan baik. Kemudian dengan belajar dari pengalaman, mereka dapat membuat ibunya menyerah. Anak menjadi “mahir berakting karena terbiasa” dan banyak mendapat pengalaman keberhasilan yang negatif, sehingga lama kelamaan ia akan menjadi anak yang menyusahkan.

Yang paling penting disini adalah orang tua harus mengetahui alasan sebenarnya mengapa anak tidak mau mengerjakannya. Mungkin karena lembar kerja yang diberikan terlalu sulit. Atau mungkin anak menginginkan orang tua ikut menunjukkan minat pada lembar kerja yang dikerjakan. Tentu saja perlu dipertimbangkan juga apakah anak sedang kurang sehat. Namun apabila bukan karena alasan itu melainkan malas saja, orang tua jangan menyerah.

Bila berpikir ingin mendidik anak yang hebat, teguhkan hati dan minta anak untuk mengerjakan lembar kerjanya hari itu. Namun wajah harus tersenyum ramah (tertawa). Saat seperti itu biasanya anak akan mengerjakan dengan lambat dan ogah-ogahan tetapi bila anda kemudian berteriak “Ayo kerjakan dengan sungguh-sungguh! Harus diberitahu berapa kali sih!” maka suasana akan menjadi berantakan. Daripada terjadi suasana seperti itu, maka akan lebih efektif apabila orang tua mendampingi anaknya dan mengatakan “Ya, berikutnya… Iya betul…berikutnya…” Sambil menunjuk soalnya satu persatu. Anak yang meskipun awalnya mengerjakan soal dengan ogah-ogahan, setelah irama belajarnya teratur, tanpa disadari ia mulai bisa berkonsentrasi.Dengan berkali-kali mengalami sikap orang tua yang tidak mau berkompromi seperti itu, anak akan menyerah dalam arti yang positif. Anak akan tahu “Biar bagaimanapun harus mengerjakan”. Sebagai gantinya, bila anak telah berusaha mengerjakan lembar kerjanya pada hari tersebut, berilah pujian sambil memeluknya.

Hal ini sangat penting. Selain itu, semakin adanya keseimbangan antara sikap lembut dan sikap tegas akan semakin bermanfaat. Pendek kata yang paling penting adalah menerapkan 2 sikap ekstrim yang paling bertentangan yaitu “bersikap lembut” dan “bersikap tegas” serta mengetahui kapan dan yang mana yang harus diterapkan tergantung kondisi saat itu.

Kesimpulannya adalah untuk membuat anak mempunyai kebiasaan belajar setiap hari, pertama-tama kita harus memahami alasan sebenarnya mengapa anak tidak mau melakukannya. Bila mereka tidak mau belajar karena malas, kita harus menghadapi dengan sikap keras dan tegas. Sikap tegas tersebut satu persatu akan tertanam dalam hati anak, bahwa faktanya adalah “meskipun tidak ingin mengerjakan pun, mereka harus berusaha untuk mengerjakan” dari sana akan tumbuh keyakinan dan rasa percaya diri pada anak, dan sedikit demi sedikit mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak suka menunda suatu pekerjaan.

Seperti apakah anak kita kelak?, Tergantung dari cara kita mendidiknya.

Segera hubungi dan daftarkan putra-putri Ayah Bunda ke kelas Kumon terdekat!

annes

About annes